Makalah Lembaga Pendidikan Islam
KATA PENGANTAR
Puji  syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya  sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Lembaga Pendidikan Islam”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam di Universitas Negeri Makassar.
Dalam  Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada  teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami  miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami  harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam  penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang  sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan  makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan  petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Makassar, Februari 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Lembaga Pendidikan Islam
B. Tanggung Jawab Lembaga-lembaga Pendidikan
C. Jenis-jenis Lembaga Pendidikan Islam
D. Tri Pusat Pendidikan
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam  merupakan komponen terpenting untuk membentuk dan mewarnai corak hidup  masyarakat. Pendidikan Islam sangat penting bagi ummat Islam karena  dapat mempelajari ilmu pengetahuan dan yang lainnya. Pendidikan Islam  dikenal sejak zaman Nabi sampai sekarang. Di Indonesia mengenal  pendidikan Islam sejak Islam datang ke Indonesia. Pendidikan ini memakai  sistem sorongan/perorangan dan berlangsung secara sangat sederhana  serta tidak mengenal strata atau tingkatan seperti pada pesantren dan  kemudian berkembang dengan sistem kelas seperti pada pendidikan  madrasah.
Kalau  kita berbicara tentang pendidikan Islam di Indonesia, sangatlah erat  hubungannya dengan lembaga-lembaga pendidikan karena suatu pendidikan  pasti ada lembaga yang membantu. Lembaga pendidikan Islam adalah wadah  atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam yang bersamaan dengan  proses pembudayaan, dan itu dimulai dari lingkungan keluarga. Seperti  dalam firman Allah swt dalam QS. At-Tahrim: 6, yaitu: “Hai orang-orang  yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang  bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat  yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang  diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang  diperintahkan”.
Pada  ayat ini diperintahkan untuk memberi peringatan dan dakwah pada  keluarga. Berdasarkan beberapa bentuk lembaga pendidikan Islam tersebut,  tampaknya sangat berperan dalam penyelenggaraaan pendidikan Islam. Oleh  karena itu kami akan membahas lebih mendalam mengenai lembaga  pendidikan Islam dalam makalah kami kali ini yang berjudul “Lembaga  Pendidikan Islam”
B. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari lembaga pendidikan Islam ?
2. Apa tanggung jawab lembaga pendidikan Islam ?
3. Apa jenis-jenis lembaga-lembaga pendidikan ?
4. Apa-apa saja tri pusat pendidikan ?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui dari lembaga pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui tanggung jawab lembaga-lembaga pendidikan
3. Untuk mengetahui jenis-jenis lembaga pendidikan Islam
4. Untuk mengetahui Apa-apa saja tri pusat pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
Lembaga  pendidikan merupakan salah satu sistem yang memungkinkan berlangsungnya  pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan  pendidikan. Adanya kelembagaan dalam masyarakat, dalam rangka proses  pemberdayaan umat, merupakan tugas damn tanggung jawabnya yang kultural  dan edukatif terhadap anak didik dan masyarakatnya yang semakin berat.  Tanggung jawab lembaga pendidikan tersebut dalam segala jenisnya menurut  pandangan Islam adalah erat kaitannya dengan usaha menyukseskan misi  sebagai seorang muslim.
Lembaga  pendidikan Islam merupakan hasil pemikiran yang dicetuskan oleh  kebutuhan–kebutuhan masyarakat yang didasari, digerakkan dan  dikembangkan oleh jiwa Islam (al-Quran dan Al-Sunnah). Lembaga  pendidikan Islam secara keseluruhan, bukanlah sesuatu yang datang dari  luar, melainkan dalam pertumbuhan dan perkembangannya mempunyai hubungan  erat dengan Islam secara umum. Islam telah mengenal lembaga pendidikan  sejak detik-detik awal turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad saw. Rumah  al-Arqam bin Abi al-Arqam merupakan lembaga pendidikan yang pertama.
A. Pengertian Lembaga Pendidikan Islam
Secara  etimologi, lembaga adalah asal sesuatu, acuan, sesuatu yang memberi  bentuk pada yang lain, badan atau organisasi yang bertujuan mengadakan  suatu penelitian keilmuan atau melakukan sesuatu usaha. Dari pengertian  ini dapat dipahami bahwa lembaga mengandung dua arti, yaitu:
1) Pengertian secara fisik, materil, konkrit
2) Pengertian secara non-fisik, non-materil dan abtsrak
Dalam  bahasa Inggris, lembaga disebut institut (dalam pngertian fisik), yaitu  sarana atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu, dan lembaga  dalam pengertian non-fisik atau abstrak disebut institution, yaitu suatu  sistem norma untuk memenuhi kebutuhan. Lembaga dalam pengertian fisik  disebut juga dengan bangunan, dan lembaga dalam pengertian nonfisik  disebut dengan pranata.
Ada  dua unsur yang kontradiktif dalam pengertian lembaga, pertama  pengertian fisik materil, konkret, dan kedua pengertian secara nonfisik,  non materil dan abstrak. Terdapat dua versi pengertian lembaga dapat  dimengerti karena lembaga diinjau dari beberapa orang yan  mengerakkannya, dan ditinjau dari aspek nonfisik lembaga merupakan suatu  sistem yang berperan membantu mencapai tujuan.
Adapun  lembaga pendidikan Islam secara terminologi dapat diartikan suatu wadah  atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam. Dari definisi di  atas dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan itu mengandung  pengertian konkrit berupa sarana dan prasarana dan juga pengertian  secara abstrak, dengan adanya norma-norma dan peraturan-peraturan  tertentu, serta penanggung jawab pendidikan itu sendiri.
Secara  terminologi menurut Hasan Langgulung lembaga pendidikan adalah suatu  sistem peraturan yang bersifat mujarrad, suatu konsepsi yang terdiri  dari kode-kode, norma-norma, ideologi-ideologi dan sebagainya, baik yang  tertulis atau tidak, termasuk perlengkapan material dan organisasi  simbolik: kelompok manusia yang terdiri dari individu-individu yang  dibentuk dengan sengaja atau tidak, untuk mencapai tujuan tertentu dan  tempat-tempat kelompok itu melaksanakan peraturan-peraturan tersebut  adalah mesjid, sekolah, kuttab dan sebagainya.
Pendidikan  Islam termasuk bidang sosial sehingga dalam kelembagaannya tidak  terlepas dari lembaga-lembaga sosial yang ada. Lembaga sosial tersebut  terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1) Asosiasi, misalnya universitas, persatuan atau perkumpulan
2) Organisasi khusus, misalnya penjara, rumah sakit dan sekolah-sekolah
3) Pola tingah laku yang menjadi kebiasaan atau pola hubungan sosial yang mempunyai hubungan tertentu.
Lembaga  sosial adalah himpunan norma-norma tentang keperluan-keperluan pokok di  dalam kehidupan masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan  lembaga pendidikan adalah suatu bentuk organisasi yang tersusun relatif  tetap atas pola-pola tingkah laku, peranan-peranan dan relasi-relasi  yang terarah dalam mengikat individu yang mempunyai otoritas formal dan  sanksi hukum, guna tercapainya kebutuhan-kebutuhan sosial dasar.
Berdasarkan  uraian di atas, lembaga pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai  badan usaha yang bergerak dan bertanggung jawab atas terselenggaranya  pendidikan terhadap anak didik. Adapun lembaga pendidikan Islam dapat  diartikan dengan suatu wadah atau tempat berlangsungnya proses  pendidikan Islam yang bersamaan dengan proses pembudayaan.
B. Tanggung Jawab Lembaga-lembaga Pendidikan
Tanggung  jawab lembaga pendidikan dalam segala jenisnya menurut pandangan Islam  adalah kaitannya dengan usaha mensukseskan misi dalam tiga macam tunttan  hidup seorang muslim,yaitu:
1. Pembebasan manusia dari ancaman api neraka sesuai firman Allah: “Jagalah dirimu dan keluargamu dari ancaman api neraka” (QS. At-Tahrim: 6)
2. Pembinaan umat manusia menajdi hamba Allah yang memiliki keselarasan dan keseimbangan hidup bahagia di dunia dan di akhirat
3.  Membentuk diri pribadi manusia yang memancarkan sinar keimanan yang  kaya dengan ilmu pengetahuan, yang satu sama lain saling mengembangkan  hidupnya untuk menghambakan dirinya kepada Khaliqnya.
C. Jenis-jenis Lembaga Pendidikan Islam
Berbicara  tentang lembaga pendidikan sebagai wadah berlangsungnya pendidikan,  maka tentunya akan menyangkut masalah lingkungan dimana pendidikan  tersebut dilaksanakan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas  tentang jenis-jenis lembaga pendidikan Islam harus ditinjaunya dari  berbagai aspek, seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Lembaga Pendidikan Islam Dilihat dari Ajaran Islam sebagai Asasnya
Dalam  ajaran islam, perbuatan manusia disebut dengan amal, yang telah  melembaga dalam jiwa seorang muslim, baik amal yang berhubungan dengan  Allah swt maupun amal yang berhubungan dengan manusia dan alam semesta.  Sedangkan Mahmud Syaltut mengemukakan bahwa ajaran Islam mencakup aspek  aqidah, syariah dan muamalah yang dapat membimbing manusia menuju  kehidupan yang lebih baik.
Asas  seluruh ajaran dan amal islam adalah iman. Islam telah menetapkan  norma- norma dalam mengajarkan ajaranya. Sebagaimana yang dikemukakan  oleh Sidi Ghazalba. Bahwa jenis lembaga pendidikan Islam yang serba  tetap dan tidak boleh berubah dan tidak mungkin berubah adalah:
a. Rukun iman adalah asas ajaran dan amal islam
b. Ikrar, keyakinan atau pengucapan dua kalimat syahadat, adalah lembaga pernyataan
c. Thaharah, lembaga penyucian
d. Shalat, lembaga utama diri
e. Zakat, lembaga pemberian wajib
f. Puasa, lembaga menahan diri
g. Haji, lembaga kunjungan ke Baitullah
h. Ihsan, lembaga membaiki
i. Ikhlas, lembaga yang menjadikan amal agama
j. Taqwa, lembaga menjaga hubungan dengan ALLAH SWT
Adapun lembaga-lembaga yang dapat berubah, karena perubahan norma- norma adalah sebagai berikut:
a. Ijtihad, lembaga berpikir
b. Fiqih, lembaga putusan tentang hukum yang dilakukan dengan metode ijtihad
c. Akhlak, lembaga nilai- nilai tingkah laku perbuatan
d. Lembaga pergaulan masyarakat (social)
e. Lembaga ekonomi
f. Lembaga politik
g. Lembaga pengetahuan dan tekhnik
h. Lembaga seni
i. Lembaga negara
Agama  islam adalah agama yang universal, serba tetap dan tidak terikat oleh  ruang dan waktu, dan merupakan agama yang diridhai Allah Swt.
2. Lembaga Pendidikan Islam ditinjau dari Aspek Penanggung Jawab
Tanggung  jawab kependidikan merupakan suatu tugas wajib yang harus dilaksanakan,  karena tugas ini satu dari beberapa instrumen masyarakat dan bangsa  dalam upaya pengembangan manusia sebagai khalifah dibumi. Tanggung jawab  ini dapat dilaksanakan secara individu dan kolektif. Secara individu  dilaksanakan oleh orang tua dan kolektif kerja sama seluruh anggota  keluarga, masyarakat dan ppemerintah.
Menurut  Al-Qabisy, pemerintah dan orang tua bertanggung jawab terhadap  pendidikan anak baik berupa bimbingan, pengajaran secara menyeluruh.  Konsep tanggung jawab pendidikan yang dikemukakannya ini berimplikasi  secara tidak langsung dalam melahirkan jenis-jenis lembaga pendidikan  sesuai dengan penanggung jawabnya.
a. Lembaga pendidikan in-formal (keluarga)
Keluarga  sebagai unit terkecil dalam masyarakat adalah persekutuan antar  sekelompok orang yang mempunyai pola-pola kepentingan masing-masing  dalam mendidik anak yang belum ada dilingkungannya.
Dalam  islam keluarga dikenal dengan istilah Usrah, dan Nasb. Sejalan dengan  pengertian diatas, keluarga juga dapat diperoleh lewat persusuan dan  pemerdekaan. Pentingnya serta keutamaan keluarga sebagai lembaga  pendidikan Islam disyaratkan dalam Al-Qur’an.
Artinya:
“ hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluarga mu dari api neraka”. (Tahrim 66:6)
b. Lembaga pendidikan formal (sekolah/madrasah)
Abu  Ahmad dan Nur Uhbiyato memberi pengertian tentang lembaga pendidikan  sekolah, yaitu bila dalam pendidikan tersebut diadakan di tempat  tertentu, teratur, sistematis, mempunyai perpanjangan dan dalam kurun  waktu tertentu, berlangsung mulai dari pendidikan dasar sampai  pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi dan dilaksanakan berdasarkan  aturan resmi yang telah ditetapkan. Gazalba memasukkan lembaga  pendidikan formal ini dalam jenis pendidikan sekunder, sementara  pendidiknya adalah guru yang profesional.
Lembaga  pendidikan Islam di Indonesia antara lain: raudhatul athfal atau  bustanul athfal, madrasah ibtidaiyah atau sekolah dasar Islam, madrasah  tsanawiyah, sekolah menengah pertama Islam dan berbagai sekolah lainnnya  yang setingkat.
c. Lembaga pendidikan non-formal (masyarakat)
Lembaga  pendidikan non-formal adalah lembaga pendidikan yang teratur namun  tidak mengkuti peraturan-peraturan yang tetap dan kuat. Masyarakat  merupakan kumpulan individu dan kelompok yang terikat oleh kesatuan  bangsa, negara, kebudayaan dan agama. Setiap masyarakat memiliki  cita-cita yang diwujudkan melalui peraturan-peraturan dan sistem  kekuasaan tertentu. Islam tidak membebaskan manusia dari tanggung  jawabnya sebagai anggota masyarakat, dia merupakan bagian yang integral  sehingga harus tunduk pada norma-norma yang berlaku dalam masyarakatnya.  Begitu juga dengan tangung jawabnya dalam melaksanakan tugas-tugas  kependidikan.
Berpijak pada tanggung jawab masyarakat di atas, lahirlah lembaga pendidikan Islam yang dapat dikelompok dalam jenis ini adalah:
1. Mesjid, mushalla, langgar, surau dan rangkang
2. Madrasah diniyah yang tidak mengikuti ketetapan resmi
3. Majlis ta’lim, taman pendidikan al-Quran, taman pendidikan seni al-Quran, wirid remaja/dewasa
4. Kursus-kursus keislaman
5. Badan pembinaan rohani
6. Badan-badan konsultasi keagamaan
7. Musabaqah tilawah al-Quran
3. Lembaga Pendidikan Islam Dilihat dari Aspek Tempat dan Waktu
Pada  mulanya pendidikan Islam oleh Nabi saw secara sembunyi dan disampaikan  melalui individu ke individu. Tetapi setelah pemeluk Islam bertambah  banyak diperlukan lembaga pendidikan supaya pelaksanaan pendidikan lebih  efektif dan efektif.
Untuk  lebih sistematisnya uraian, maka akan membagi bentuk lembaga pendidikan  itu berdasarkan babakan sejarah pendidikan Islam, yaitu:
a. Periode Pembinaan
Lembaga  pendidikan pertama dalam Islam adalah keluarga atau rumah tangga. Dalam  sejarah, bahwa rumah tangga yang dijadikan basis dan markas pendidikan  Islam pertama adalah rumah tangga (dar) Arqam bin Abi Arqam. Rumah  sebagai lembaga sosial pendidikan dalam Islam diisyaratkan Al-Qur'an.  Firman Allah swt:
Artinya: “Ajarilah keluargamu yang terdekat” (Asy-Syu'ara’ ayat 214)
Secara  formal di rumah Arqam inilah Nabi saw mengajarkan pokok-pokok ajaran  Islam kepada para sahabat, dan di sini pula Nabi saw menerima para tamu  yang ingin bertanya tentang ajaran Islam dan orang yang ingin masuk  Islam.
Hijrah  Nabi saw ke Madinah merupakan pertanda bagi terbukanya lembaga  pendidikan baru dalam sejarah pendidikan Islam, di samping keluarga.  Lembaga pendidika baru adalah masjid. Sudah menjadi tradisi di dalam  Islam semenjak Nabi bahwa rumah suci mesjid menjadi tempat melatih dan  memimpin anak-anak muda dengan berbagai kepandaian dan dengan latihan  akhlak yang tinggi. Masjid dalam sejarah pendidikan Islam tidak hanya  berfungsi sebagai tempat beribadah, tetapi juga berfungsi sebagai pusat  pendidikan dan kebudayaan. Di masjid dilaksanakan proses pembelajaran,  baik di dalam masjid itu sendiri maupun di samping masjid dalam bentuk  Suffah atau Kuttab. Proses pendidikan di masjid ini pada umumnya dengan  menggunakan sistem balaghah (guru duduk di masjid dan murid-murid duduk  mengelilinginya).
Karakteristik  yang menonjol dari pendidikan Islam pada periode ini adalah bahwa  pendidikan itu diberikan dengan cuma-cuma dan merupakan kewajiban bagi  setiap anak orang Islam untuk mendapatkannya serta dapat mendorong anak  didik untuk menggunakan pikiran dan mendorong mereka melakukan  penyelidikan Illahiyah.
b. Periode Keemasan
Periode  keemasan dan kejayaan pendidikan Islam terjadi pada masa Dinasti  Abasiyah ataupun masa Dinasti Umayah di Spanyol. Pada periode ini daerah  kekuasaan Islam meluas dari India dan Asia Tengah dan sampai ke Spanyol  dan Maroko. Lembaga pendidikan periode ini selain keluarga, masjid dan  kuttab adalah masjid jami’, istana khalifah, umah-rumah para pangeran,  menteri dan ulama, kedai dan toko buku, salon-salon kesusastraan,  ribath, rumah-rumah sakit (al-birraristan), observaorim, dan  tempat-empat eksperimen ilmiah serta dar al hikmah, bait al-hikmah dar  al-ilm, ataupun dar al-kutub.
Adapun karateristik yang menonjol pada periode ini adalah:
1) Kesempatan untuk mendapat pendidikan kepada anak setiap orang Islam dengan cuma-cuma
2)  Sifatnya universal, toleran, berpikiran luas, kreatif, dinamis,  rasional, terdapat keseimbangan antara ilmu dan agama dan sumbernya dari  al-Quran dan al-Hadits.
c. Periode Penurunan
Periode  dimulai pada permulaan abad ke-11 M sampai abad Ke-15 M. Pada periode  ini perkembangan kebudayaan, peradaban dan sains menurun di Timur  Tengah. Lembaga-lembaga pendidikan Islam umumnya ditekankan fungsinya  kepada studi keagamaan dan tempat pendidikan dan latihan bagi keperluan  politik guna mempertahankan kepercayaan dan politik Islam. Karakteristik  yang menonjol adalah tumbuhnya sekolah-sekolah untuk anak yatim dan  anak-anak orang miskin, yaitu di bawah raja-raja Mamluk di Mesir dan  Syiria.
d. Periode Stagnasi dan Kehancuran
Periode  ini terjadi pada abad ke-15 sampai abad ke-19. Keadaan lembaga  pendidikan Islam pada masa ini mundur dan bahkan mengalami kehancuran.  Masjid-masjid dan sekolah-sekolah yang terbesar dalam dunia Islam tampak  megah dan indah, namun muridnya hanya sedikit dan mereka umumnya hanya  mempelajari fiqh. Perhatian mereka terhadap ilmu keduniaan seperti ilmu  ekonomi berkurang sekali. Akibatnya bantuan ekonomi dan kebudayaan bagi  pendidikan juga berkurang.
e. Periode Modern
Pada  permulaan abad ke-19 M dari periode ini umat Islam sudah mulai sadar  akan kelemahan dan kemunduran kebudayaan dan peradabannya bila  dibandingkan dengan dunia barat yang sudah maju. Kemajuan yang didapat  oleh dunia Islam dalam bidang pendidikan sekarang di samping hasil  gerakan reformasi yang dilancarkan oleh pemimpin umat Islam sebelumnya  seperti Muhammad Ibn Abd Wabhab yang antara lain menganjurkan kembali  kepada al-Quran, Hadits, masa kehidupan Nabi saw di masa Khulafaur  Rasyidin. Di bawah pengaruh kebudayaan Barat modern sistem  sekolah-sekolah dasar, menengah, sekolah-sekolah kejuruan,  sekolah-sekolah teknik, dan sampai pada sistem universitas yang ada di  Arab dan dunia Islam dipengaruhi ata disesuaikan (adaptasi) menurut pola  Barat dan begitu juga halnya dalam hal penyusunan silabus dan  kurikulum.
Usaha-usaha  umat Islam dalam memodernisasikan pendidikan kebudayaan Barat modern  telah menimbulkan dualisme lembaga (institusi) pendidikan, yaitu:
a. Lembaga pendidikan Islam yang hanya berorientasi ke Barat dalam membangun masa depannya
b. Lembaga pendidikan yang hanya berorientasi ke masa lampau (zaman klasik.
Kedua  bentuk pertentangan yang ada dalam lembaga-lembaga pendidikan Islam ini  harus diatasi, agar masyarakat tidak salah tafsir dalam menilai warisan  peninggalan kebudayaan, adat dan peradaban Islam klasik dan dalam  menerima kemajuan yang didapat dari kebudayaan modern mengingat warisan  zaman klasik Islam masa lampau itu jiwa dan semangat pendidikan dan  ilmiahnya masih relevan dengan masa sekarang.
D. Tri Pusat Pendidikan
Di Indonesia terkenal pula Tri Pusat Pendidikan, yaitu:
1. Lingkungan Keluarga
Lingkungan  keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama, karena dalam keluarga  inilah anak pertama-tama mendapat didikan dan bimbingan.
2. Lingkungan Sekolah
Kehidupan  di sekolah merupakan suatu jembatan yang menghubungkan antara kehidupan  dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat. Di sekolah anak-anak  mendapatkan pengajaran dan pendidikan dibawah asuhan seorang guru.
3. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan  masyarakat mempunyai arti yang lebih dari arti suatu lingkungan sekolah  dan lingkungan keluarga. Pengawasan tingkah laku perbuatan anak dalam  lingkungan masyarakan dilakukan oleh petugas-petugas hukum dalam  masyarakat, atau juga orang-orang lain yang berada dalam masyarakat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Simpulan yang dapat diambil dari pemaparan di atas adalah seagai berikut:
1.  Lembaga pendidikan merupakan salah satu sistem yang memungkinkan  berlangsungnya pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai  tujuan pendidikan.
2.  Tanggung jawab lembaga pendidikan dalam segala jenisnya menurut  pandangan Islam adalah kaitannya dengan usaha mensukseskan misi dalam  tiga macam tunttan hidup seorang muslim,yaitu: Pembebasan manusia dari  ancaman api neraka, pembinaan umat manusia menjadi hamba Allah yang  memiliki keselarasan dan keseimbangan hidup bahagia di dunia dan di  akhirat, membentuk diri pribadi manusia yang memancarkan sinar keimanan.
3.  Jenis-jenis lembaga pendidikan Islam dapat dilihat dari berbagai aspek,  yaitu dilihat dari ajaran Islam sebagai asasnya, ditinjau dari aspek  penanggung jawab, dan dilihat dari aspek tempat dan waktu.
4. Di Indonesia dikenal juga Tri Pusat Pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, H. Zainal Arifin. 1976. Memperkembangkan dan Mempertahankan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang
M. Arifin. 1993. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Ramayulis, H. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia
 

 
0 komentar:
Posting Komentar